Ketika di stasiun kereta api,
sebelum masuk ke peron… Seorang teman FLP Labuhan batu yang mengantarkan kami
ke stasiun mengatakan sesuatu padaku… “Kak, kak Wulan kirim salam. Katanya dia
minta maaf. Hp kakak nggak aktif yah…?” AKu hanya memberikan senyum sekadarnya,
sambil mengatakan terima kasih, lalu masuk ke peron dan menuju gerbong… Di dalam gerbong, ku aktifkan kembali hpku…
serta merta sms darinya masuk bertubi-tubi ke handphoneku, yang semuanya isinya
dia meminta maaf… aku jadi merasa tidak enak dan merasa bersalah juga… Lalu
kuteleponlah ia… terjadilah obrolah yang kaku di awal… temanku yang sama-sama
dari FLP mengatakan aku aneh… aku dan perempuan bermata teduh itu seperti orang
pacaran, begitu kata temanku itu… biarlah… aku tak peduli orang mau bilang apa
tentang gaya dan caraku dekat dengan sahabat atau teman… Ketika
bertelepon itu, kemabali kukatakan kalau pertemuan hari ini juga sama
saja… sama singkatnya… dia menjawab, nanti waktu inagurasi kita ketemu lagi…
Hemmm… semoga saja, batinku… sebab aku juga tak tahu… apa aku akan berangkat
atau tidak ke inagurasi mereka nanti…
Lagi-lagi sepertinya Alloh
mengerti kerinduan ini…
Ketika aku sedan berada di tempat
mengajarku, sebuah sms dari kaderisasi FLP Sumut masuk ke hpku… isinya, aku
diminta untuk mengisi mentoring di FLP Labuhan batu… lagi-lagi dadakan dan
menggantikan.. kesal sebenarnya dengan yang dadakan begini… tapi, tak akan
kubuang kesempatan ini… kalau aku datang lagi, berarti aku akan bertemu lagi
dengan dia… Agak lama ku Iyakan… karena aku masih berpikir… sebab waktunya
mepet sekali… belum lagi aku harus menyiapkan bahan, menyelesaikan slide, dan
terutama harus menyelesaikan proposal skripsiku yang sudah lama kutidurkan itu…
Tiba-tiba masuk sms dari si mata
teduh yang menanyakan kebenaran tentang aku yang akan menjadi pengisi materi.
Sebenarnya aku tak enak juga… aku takut mereka bosan karena wajahku terus yang
terlihat.. tapi, mau bagaimana lagi… kukatakan kepada si Mata teduh… “Iya… aku
yang akan megisi minggu ini…” Dia balas smsku, intinya dia senang… karena akan
bertemu lagi denganku… kujawab, bertemu pun kalau singkat waktunya sama saja
akan meninggalkan sakit…
21 April 2013
Dia kembali hadir di siang hari…
dan kau tahu, Nja… hari ini dia berpenampilan agak lain dari biasanya…
jilbabnya dia buat bermodel dan aku sendiri bingung dan heran melihat gayanya
itu… gaya yang pernah aku katakan padanya kalau aku tidak suka dengan gayanya
seperti itu… tapi bukan Kak Wulan namanya kalau tidak bertingkah aneh… Hemmm…
jadilah tercetus dari bibir teman bersamaku dari FLP sebutan untuk si mata
teduh, Jilbab berukir… ahahahhaha…
Dan ketika hari beranjak
mengharuskan kami kembali berpisah… kembali rasa sedih itu datang… dan pasti
aka nada rindu tertinggal sesudahnya…
Kau tahu Nja…
Aku dan dia memiliki banyak
kesamaan…
Pertama… sama-sama anak pertama, ke dua… sama-sama berwatak keras, ke tiga sama-sama jutek, ke empat sama-sama memiliki tanda tangan dengan garis bawah yang memenggal salah satu bagian dari tanda tangan itu… dan satu lagi, Nja… sama-sama mencuci seminggu sekali… hahaahha… kau tahu, setiap aku meneleponnya, selalu saja jika aku tanya sedang apa..??? Maka paling sering jawabnya adalah “Sedang mencuci baju.” Jika kutanya, cucian sudah berapa minggu??? Maka jawabnya adalah… “Satu minggu, hehhehe…” sama… sama sekali denganku… Ah…
Pertama… sama-sama anak pertama, ke dua… sama-sama berwatak keras, ke tiga sama-sama jutek, ke empat sama-sama memiliki tanda tangan dengan garis bawah yang memenggal salah satu bagian dari tanda tangan itu… dan satu lagi, Nja… sama-sama mencuci seminggu sekali… hahaahha… kau tahu, setiap aku meneleponnya, selalu saja jika aku tanya sedang apa..??? Maka paling sering jawabnya adalah “Sedang mencuci baju.” Jika kutanya, cucian sudah berapa minggu??? Maka jawabnya adalah… “Satu minggu, hehhehe…” sama… sama sekali denganku… Ah…
28 April 2013
Hari inagurasi itu tiba…
Ada tawa ceria, permainan, heboh,
keserua, alam hijau… berkumpul jadi satu… hari itu kembali dia datang
terlambat… Memang sih… dia sudah datang di awal untuk mengecek lokasi… tapi dia
pamit undur sejenak, karena harus menghadiri ijan qobul sahabat karibnya…
katanya, dia harus melihat prosesi itu… kalau tidak… si sahabat karib akan
marah padanya… maka setelah kata SAH, dia bilang dia akan meluncur segera ke
lokasi inagurasi…
Mataku terus memandang kea rah
luar gerbang tempat itu… berharap ia segera datang… sampai-sampai salah seorang
teman menanyaiku “Kak ira lihat apa sih di luar? Kok kayak menunggu seseorang?”
Aku hanya melempar seulas senyum…
Menjelang siang… Si Mata teduh itu akhirnya datang…
Dengan jilbab ungu dan gamis
motif bunga-bunga… Seperti biasa, entah mengapa… aku tak bisa langsung
mengheboh jika sedang dekat dengannya… pasti dia dulu yang menjahiliku, baru
aku mau mengheboh ketika bertemu dengannya… Ah, payah aku ini yah, Nja… seperti biasa… dia akan mencubit dan memukulku… hari itu pun begitu…
dia memukulku… kuat sekali… sakit… tapi… pukulan tanda rindu dan sayang…
sudahlah… terima saja, tapi tetap dibalas… hhahahhaha
Di akhir acara inagurasi, seperti
biasa… Nggak ketinggalan moment foto-foto… eits, lupa , Nja… Waktu acara
kreativitas, aku membacakan puisi yang sewaktu pertemuan sebelumnya ketika
membahas tentang membaca puisi, dia membaca puisi karya Mbak Helvy Tianna rossa
yang judulnya PEREMPUAN CAHAYA DI TAMAN DZIKIR itu… Aku tahu, dia pasti agak
kaget waktu mendengar aku membaca judul puisi itu.. karena pernah suatu kala
aku menelepon dia, aku meledeknya dengan membaca judul puisi itu… baru hanya
membaca judul saja, Nja… dia sudah mengatakan “Jangan diteruskan… kalau tidak…
aku tutup ini telepon…!!” hahahhahahha…
Hari itu, seperti tak mau
ketinggalan moment, kami pun minta di foto berdua … dan ternyata ada juga yang
diam-diam tanpa diminta mengambil foto kami berdua… dan hasilnya bagus… kalau
kata seorang teman di FLP Su… foto yang diambil tidak sadar kamera itu
‘mesra’.. hahahha… jadilah sekarang aku dikatakan mereka pacarnya si Mata
teduh… hahahahaha.. ada ada aja… tapi lagi-lagi biarlah…
Dan lagi-lagi, Nja… seperti yang
pernah kukatakan padamu.. aku tak suka perpisahan…
Hari itu, kembali waktu jua yang
menceraikan perjumpaan ‘mesra’ itu… Dia
memintaku untuk singgah barang sebentar ke acara pernikahan sahabat karibnya
itu… kebetulan aku juga menadapat undangan dari sahabat karibnya itu via FB…
tapi apalah daya, kami harus segera pulang ke Medan… kembali bersalaman…
kembali rindu pasti akan tertinggal…
Dalam perjalan pulang ke Medan,
masih… kami smsan…
Kusampaikan selamat tinggal dan
kami sedang dalam perjalanan pulang padanya… Dia bertanya, “Sudah sampai di
mana?” Sudah lewat jembatan, jawabku… lalu dia mengatakan kalau saat itu dia
tengah menanti di pinggir jalan… Dan, kau tahu, Nja… ketika dia menanti di
pinggir jalan itu.. aku tidak melihatnya, padahal aku duduk di sisi kiri mobil,
di mana dia berdiri juga di sisi kiri jalan…
Malamnya, kuutarakan padanya
kalau aku ingin kembali menjadi diriku yang dulu lagi… kembali merasakan buah
manis ketika berkumpul di lingkaran itu… lingkaran yang aku sebut ia lingkarang
cinta… lingkaran yang aku sebut ia sebagai pertemuan agenda wajib… lalu dia
mengatakan dia senang mendengarnya dan aku memintanya membantu untuk hal ini…
dia sangat bersedia…
Dan Kau mau tahu , Nja…?? Tapi
kau jangan cemburu yah…
Malam itun dia menyanyikan
selantun lagu untukku… judulnya “Satu Tubuh”… lagu nasyid maidany duet bareng
dengan abang-abangku di Zahyd nasheed…
Liriknya sungguh manis dan indah…
“Lagu ini, Ungkapan hatiku
padamu…” Begitu katanya, Nja…
Mengapa kau cemberut, Nja…?? Kau
cemburu yah…??? Hehhehehhe…
Hemmm…
Belakangan ini… kami sering
sekali membicarakan seseorang… tapi pembicaraan tentang seseorang itu sudah
sama-sama kami sepakati untuk kami akhiri dua hari yang lalu.. kau tahu, NJa…
dua hari yang lalu dia curhat habis-habisan denganku… baru malam itulah dia mau
terbuka denganku sampai ke hal pribadi… ada satu hal, Nja… aku selalu bisa
membedakan dan tahu suaranya berubah pada kondisi-kondisi tertentu… kalau dia
baru saja mengikuti agenda wajibnya atau mengisi halaqoh atau juga megisi
mentoring di ROHIS sekolah SMAnya… maka cara bicaranya akan lembut dan halus…
tidak seperti biasanya, berapi-api dan selengekan… hehehhehe… dan malam itu,
satu pengakuan dia berikan kepadaku… pengakuan tentang sesuatu yang tak bisa
kubagikan padamu, Nja… untuk yang ini.. cukup aku, dia, dan Alloh saja yang
tau… juag malam bisu menjadi saksi…
Dan ternyata… suara halusnya
malam itu bukan karena apa, tapi… karena dia baru menghujani matanya… Ini satu
lagi yang bisa aku tebak, kalau tidak karena ruhiyahnya baru terisi atau baru
mengisi ruhiyah orang lain, maka ruhiyahnya sedang bergejolak… hingga dia
menangis dan membuat nada suaranya menjadi pelan, halus, dan lembut… Hemmm…
Setiap hari bagiku adalah menanti
dan menunggu smsnya… setiap hari bagiku
adalah berjabat suara dengannya… jika sehari saja… jangankan sehari, sedetik
saja aku tidak berkomunikasi dengannya, rasanya seperti ada yang kurang… Pernah
sekali waktu aku menyengaja untuk tidak mengsms dan meneleponnya, tapi… Tidak
bisa… selalu saja aku kecarian dan selalu saja tangan ini ingin mengetik sms
untuknya… Begitu juga dia, Nja… kalau aku tidak mengsmsnya baran dua hari saja,
dia pasti akan mengsmsku “Sombong…!” begitu katanya… hahahaha…
Yah…
Sudah sore ternyata, Nja…
Aku rasa cukup sudah kukenalkan
kau panjang lebar pada pemilik mata teduh itu…
Eh iya… dia akan mengetahui
pembicaraan kita ini lho Nja… Hehehhe.. semoga dia tidak marah yah, Nja… Ketika membaca tulisan jujurku ini…
Satu do’aku dan harapku, Nja… Semoga nanti ketika kelak dia telah menemukan belahan jiwanya, aku tidak ditinggalkan seperti kakak-kakakku yang sudah-sudah, pergi meninggalkanku karena dijemput oleh belahan jiwanya… dan tentu saja, ada kenangan yang menyisa rindu jua air mata jika sudah begit… kuharap ukhuwah ini berpanjangan, Nja… Semoga…
Satu do’aku dan harapku, Nja… Semoga nanti ketika kelak dia telah menemukan belahan jiwanya, aku tidak ditinggalkan seperti kakak-kakakku yang sudah-sudah, pergi meninggalkanku karena dijemput oleh belahan jiwanya… dan tentu saja, ada kenangan yang menyisa rindu jua air mata jika sudah begit… kuharap ukhuwah ini berpanjangan, Nja… Semoga…
Dan… Semoga rembulannya yang
masih separoh, segera menjelma purnama yah, NJa…
Begitu juga dengan rembulan
separohku… ehehehhehhe…
Lain waktu kita sambung lagi,
Nja… Aku pasti akan kembali merindukanmu
setelah ini…
Medan, 4 Mei 2013
Ketika sore merambat...
Rindu padamu pun ikut merambat bersama...
0 komentar:
Posting Komentar