Ditunggu
lho, kak...
Jujur
aja nih. ira nggak ada kawan OL selain kakak...
hooh....
kk
blm dijemput sih, jadi nantilah Off nya
Nah,
jabarkanlah yang tadi...
wuih
nanti macam nulis cerpen pulak
Dipadatkan
atuh, kaka...
Yah...
Off
kakaknya...
**Waiting
for you**
adeeeek
Huuuuuffhhh...
muncul
juga yang ditunggu...
untung
nggak lumutan nunggunya...
wkwkkwkwkw
adek
dimana?
mash lama OL nya lagi?
mash lama OL nya lagi?
Kenapa
kak...?
mau
off kk..?
enggak
ganti
baju dolo
Ouuhh...
sila...
sila...
:0
ira
tunggu...
kalau
mau makan juga silakan...
ditunggu...
adek
g sholat?
g makan?
g makan?
Gak
sholat...
Belum
pengen makan...
makanlah
dulu adek
apa
g lapar'
Hemmm...
belum
lapar kak...
kakak
mau makan yah????
ywdh
off aja kak.. gpp kok...
beneran...
udah
kok
sampai
dimana tadi cerita kita?
Sampai
menjabarkan...
waw
masih ditunggu rupanya ya?
baiklah tunggu sekitar 20 menit ya u menjabarkannya yaaa
baiklah tunggu sekitar 20 menit ya u menjabarkannya yaaa
Hemmm...
Wewh...
beneran 20 menit nih kayaknya
beneran
sepanjang cerpen sepertinya ni....
Lailan
syafira, awalnya aku lupa siapa yang dulu add duluan ketika kami berdua sudah
menjadi teman facebook sekitar 2 tahun lalu. Aku sangat suka dengan namanya,
walaupun tak mengetahui arti nama itu. Yang jelas bagiku namanya sangat cantik,
dan mudah untuk diingat.
Maka sangat tak menyangka ketika aku mulai bersentuhan dengan Flp dan kembali menemukan nama indah itu diantara orang-orang hebat lainnya. Sungguh, kembali nama itu menguat diingatan, walau fisik tak pernah mewujud pertemuan kala itu.
Qadarullah, kami bertemu juga. Kabar yang kuterima beberapa hari sebelumnya tentang nama pemateri yang akan datang membuatku tercengang karena ada namanya disana, pemilik nama indah itu akan nyata dihadapan.
Dan, begitulah waktu berjalan. Ketika pertama kali menjabat tangan dan dapat menatap wajah dengan sang pemilik mata elang itu hatiku berkelebat, semua kata tumpah. Dialah sang pemilik nama indah yang selalu kuingat itu.
Ingin rasanya hati menedekatinya, namun rasa khawatir melanda. Sebuah pertanyaan muncul dengan segera, apakah ia sama juteknya denganku?Tapi tak apa, hanya dengan menatap wajah imut nan putih mulus itu, hatiku sudah reda dari segala tanya.
Lailan syafira, nama yang indah danselalu indah untuk diingat sepanjang usia.
Maka sangat tak menyangka ketika aku mulai bersentuhan dengan Flp dan kembali menemukan nama indah itu diantara orang-orang hebat lainnya. Sungguh, kembali nama itu menguat diingatan, walau fisik tak pernah mewujud pertemuan kala itu.
Qadarullah, kami bertemu juga. Kabar yang kuterima beberapa hari sebelumnya tentang nama pemateri yang akan datang membuatku tercengang karena ada namanya disana, pemilik nama indah itu akan nyata dihadapan.
Dan, begitulah waktu berjalan. Ketika pertama kali menjabat tangan dan dapat menatap wajah dengan sang pemilik mata elang itu hatiku berkelebat, semua kata tumpah. Dialah sang pemilik nama indah yang selalu kuingat itu.
Ingin rasanya hati menedekatinya, namun rasa khawatir melanda. Sebuah pertanyaan muncul dengan segera, apakah ia sama juteknya denganku?Tapi tak apa, hanya dengan menatap wajah imut nan putih mulus itu, hatiku sudah reda dari segala tanya.
Lailan syafira, nama yang indah danselalu indah untuk diingat sepanjang usia.
bukankah sudah kukatakan, aku sudah mengenalmu dan meletakkan namamu dalam ingatan jauh sebelum sapa lewat dunia maya ada, dan fisik bisa berjumpa. Aku sudah merindumu sejak aku membaca nama itu dan lekat dalam ingatan.
Berdekatan denganmu adalah seperti menemukan potongan hatiku
yang terpisah, ketika menyadarinya aku tak sanggup berkata apa-apa selain
menikmati rasa yang berkelebat disetiap biliknya.
#tulisan ini untukmu
#tulisan ini untukmu
Panjang yah, Nja… Hehehe…
Itulah chatting pertama kali aku
dengannya… sebenarnya masih panjang lagi… tapi aku beritahu padamu bagian
pentingnya saja… Sungguh, Nja… aku terharu ketika dia menuliskan ungkapan
tulusnya tentang diriku… kerinduannya akan sosok yang si kerdil penuh dosa
bernama Lailan Syafira ini… sungguh, sungguh memerkarkan bunga haru di qolbuku… Betapa telah lama dia menyimpan kerinduan
padaku, jauh sebelum aku dan dia bertemu… bahkan ternyata, Nja… dia sudah mulai
membuka obrolan di FB denganku April 2011… sudah dua tahun, Nja.. dan aku tak
tahu… aku tak tahu jika selama ini ia sangat penasaran denganku… Ah… siapalah
aku ini, Nja… sampai ada seseorang yang begitu tulusnya penasaran dan
merinduku, hanya karena ia suka dengan namaku… Lailan Syafira… apa jadinya jika
namaku bukan Lailan Syafira..??? Mungin dia tidak akan sebegitu merindukanku…
Oh, Nja… terharu aku kata itu… tak sanggup berkata apa pun lagi… dan mulai
sejak saat itu, aku meletakkan namanya lebih lekat di hatiku, menjadikan ia
seorang kakak… dan, inilah mungkin jawaban Alloh atas pintaku tentang seorang
kakak yang bisa kujadikan tempat berlabuh, berkeluh, berbagi tawa dan sedih,
dan segalanya… setelah Alloh tentunya…
Sejak saat itu, kami semakin
sering smsan dan bertelepon… Ntah mengapa, baru mengenalnya aku sudah berani
terbuka padanya… Ntahlah, Nja.. Termasuk tentang kedekatanku dengan seseorang
itu… aku tahu, dia tidak suka… dan aku juga tidak suka membahas cerita itu
dengannya karena aku tahu dia tidak suka akan hubunganku dengan seseorang itu.
Pernah suatu hari dalam sms yang sangat panjang, isinya kami hanya bersilang
pendapat, dan akhirnya aku bad mood… Sejak kejadian itu, aku tau kalau dia sama
kerasnya sepertiku… dan mulai sejak itu aku berjanji dalam hati tidak akan
membahas tentang itu lagi dengannya…
Kau tahu, Nja… aku pernah
menuliskan puisi untuknya… puisi itu
adalah ungkapan tulusku untuknya karena dia telah begitu tulusnya
merinduku… dan saat itu kami juga saling
berbalas puisi lewat sms… Satu hal, Nja… aku ingin sekali bertemu dengannya
lagi… yang kemarin itu terlalu singkat… diam-diam, aku berdo’a dalam hati…
semoga aku dipertemukan kembali dengan pemilik mata teduh itu… dan semoga aku
diberi kesempatan kembali lagi ke Rantau prapat…
Oh, Ya… ketika teman-temanku dari
FLP sumut berangkat ke rantau prapat untuk kembali mengisi mentoring, aku
menitipkan sesuatu yang kubungkus dalam goody bag kecil bergambar daun berembun
berlatar warna ungu… di dalamnya ada buku, CD kompilasi album FKNI, gantungan
kunci yang kubeli ketika liburan di sibolga, dan sepucuk surat yang kutulis
dengan tulisanku sendiri… entah dia bisa baca ntah tidak tulisanku yang jelek
itu… berharap dia akan suka…
Ketika aku ulang tahun ke 23
kemarin, dia menghadiahiku sekuntum puisi yang sangat manis sekali… ah… dia
selalu saja bisa merangkai bait diksi yang indah untuk mendeskripsikan diriku,
hingga aku lunglai dalam buai diksi itu… Hemmm…
Pucuk dicinta, Nja… minggu
berikutnya… aku mendapat amanah dadakan mengisi di Rantau prapat… sebab salah
seorang teman yang seharusnya mengisi di minggu itu tidak bisa hadir… langsung
saja ku katakana IYA dan bisa…!!!
31 Maret 2013
Dia datang siang, Nja… tapi dari
pagi aku sudah was-was menanti kedatangannya… siang itu, ketika dia datang,
tanpa permisi… dia langsung menarik jilbabku… hingga aku tersentak… memang, aku
sudah tahu dan merasa bahwa dia sudah datang dan ada di belakang… tapi aku
pura-pura cuek dan nggak tahu… Hari itu, Nja… aku dan dia sama-sama mengenakan
pakaian berwarna merah marun… Heemmm...seperti biasa… jika aku bertingkah
begitu, dia selalu mengatakan “Sombong!”
Dia sangat suka menarik jilbab dan mencubitku, Nja… bahkan memukul juga…
tapi biarlah… itu tanda sayang…
Lalu pada saat sholat dzuhur,
kami berada di ruang yang sama… dia kembali memukulku… kemudian juga memelukku…
pelukan itu nggak akan pernah aku lupa… pelukan jahil, tapi sekaligus juga
pelukan sayang dari seorang kakak kepada adiknya … hehhe… ntah dia masih ingat
atau tidak yah, Nja… kalau dia pernah memelukku… Hemmmm…
Tapi hari itu, Nja… ada kejadian
yang membuatku kesal dan megecewakan hatiku… Di awal aku bilang padamu, kalau
aku merasa pertemuan yang kemarin itu… yang pertama sekali kami bertemu itu
kurasa sangat singkat dan kurang… Bersebab itulah, aku sengaja memilih pulang
malam ke Medan… karena aku ingin lebih lama bertemu dan ngobrol dengan pemilik
mata teduh itu… tapi apa, Nja… setelah selesai minum kopi di kedai kopi paling
fenomenal di Rantau Prapat, yang sudah menjadi suatu keharusan jika ada
pemateri dari FLP Sumut harus dibawa minum kopi ke tempat itu… bukannya malah
menghabiskan waktu untuk mengobrol, malah waktu dengan sengaja memisahkan kebersamaan
itu… padahal awalnya aku mengira bisa lebih lama ngobrol dengannya… dia meminta
maaf padaku… aku maafkan, walaupun aku sangat kesal dan kecewa waktu itu… Tapi sesaat sebelum berpisah, dia memberikan
sebuah pin kepadaku yang telah dijanjikannya sebelumnya, yang bertuliskan
PENULIS HEBAT! Dengan latar merah dan tulisan putih… aku suka sekali…
Malam harinya… aku berharap dia
bisa ikut makan mie aceh, atau barang melepasku
di stasiun kereta api… tapi, Hemmm… lagi-lagi dia tidak bisa… sengaja ku
non aktifkan hpku kala itu… biar dia tahu betapa kecewanya aku… Tapi tetap
saja, aku tak bisa… aku tak bisa marah kepada orang lain, termasuk kepada
pemilik mata teduh itu…
0 komentar:
Posting Komentar