Sabtu, 04 Mei 2013

Tentang Sahabat Kecilku...

Tulisan ini pernah kuposting di blog yang satu lagi, yang sudah lama kutinggalkan...
Tapi aku ingin memostingnya lagi di rumah baru kita, Nja...

Kali ini... Tentang Manda..., Sahabat kecilku... yang kini sudah tenang di alam sana...

DIA SAHABATKU…
Namanya Amanda Zahra,
Sahabat kecilku yang selalu mengisi hari-hariku. Aku kenal dia sejak duduk di bangku sekolah dasar. Aku selalu bermain bersama dan tertawa bersamaya. Manda, itulah panggilan akrabnya. Dia sahabat yang selalu mengatakan bahwa aku adalah orang yang pelit. Namun setiap dia berkata begitu, aku hanya tersenyum sambil mengatakan, “Aku nggak pelit, cuma malas ngasih aja”. Manda sering datang ke rumahku, begitu pula aku sering main ke rumah Manda. Jarak rumah kami trebilang dekat. Ayah, kakak, adik, dan abang Manda sudah sangat mengenal aku dekat. Begitu Pula keluargaku [un telah mengenal dekat Manda sahabatku. Aku dan dia selalu curhat ketika bertemu. hmm, Laki-laki dan pacar… itulah topik utamanya…

Dia Sahabatku,
Waktu mengajakku menjadi seorang akhwat. saat itulah aku dan dia tidak terlalu akrab. Dunia kami sudah berbeda, dia dengan kemoderanannya, sedang aku dengan segudang aktivitasku sebagai aktivis dakwah. Walau begitu, setiap bersepapasan di jalan, kami saling tersenyum dan bertegur sapa.

Dia sahabatku,
Dua kali lebaran aku tidak berkunjung ke rumahnya. Ah, maafkan aku kawan. bukan tak hendak aku datang, tapi ada segan dalam hatiku, juga canggung karena kita sudah lama tak bersimukaan secara dekat…

Dia sahabatku,
Senang hatiku mendengar berita bahwa dia akan menikah. akhirnya dia temukan pangeran impiannya itu. Bertunanganlah ia. Bahkan sampai dia bertunangan pun aku tak mengahdirinya…
tapi, biarlah rasa senang dan doa ku kirimkan lewat semilir rindu…

Dia Sahabatku,
13 November itu.. saat aku sedang latihan musikalisasi puisi,
Ibu menelponku dan mengatakan sebuah kabar duka padaku…
kabar duka yang bagai petir di siang bolong…
“Ira, Manda Meninggal…”
Hendak jatuh handphoneku saat itu…
Alloh, ingin rasanya aku segera pulang dan datang ke rumah duka
tapi apalah daya, aku tak bisa…

Undangan sudah di cetak, tempat tidur sudah di antar, semua perangkat telah di persiapkan, pakaian juga sudah selesai dijahit…
tapi rencana tinggal rencana…
26 Desember akhirnya hanya tinggal kenangan…

Pangeranmu itu, Manda…
Betapa setia dia mendampingimu disebelahmu,
sambil sesekali dia terisak, kemudian menatap dan mengusap lembut kepalamu…
sesekali disekanya air matanya…
lalu dilantunkannya ayat Alloh…

DIA SAHABATKU…
Namanya Amanda Zahra…
Alloh, berikan dia tempat yang paling nyaman di sisimu…

(teruntuk sahabatku, Amanda Zahra
22 Juli 2010, Wafat 13 Desember 2010, dua minggu sebelum kau menuju pelaminan…

0 komentar:

Posting Komentar

 
;